Cobaan Sebelum Menikah #Part 3

Ende, 4 Mei 2016 - 2 hari menuju akad

Pagi itu saya merasa badan sudah lebih baik. Telinga sudah tidak terlalu berdengung, demam sisa sedikit, badan tidak terlalu gemetar. Namun untuk pergi mencari sarapan masih nggak bisa karena berdiri terlalu lama membuat saya kembali pusing. Akhirnya saya hubungi special delivery service, alias driver kantor wkwkwwk. Nama sesuai KTP adalah Yacob Marten Meshak Soekamto, asli 100% Flores. –Lho kok nama terakhirnya kaya nama orang Jawa?-  Iya, ayahnya sangat terinspirasi nama bosnya dulu. Hehee.

Tapi dasar driver satu ini artisnya Ende, punya fans banyak, tentunya punya nama panggung yaitu Choking. Saya pernah protes kenapa kok nama panggilannya Choking, secara choking itu artinya tersedak. Respon dia hanya tertawa. Yang penting menurut dia nama itu keren ajah. Wkwkwk.

Tips untuk survive hidup sendiri di tanah rantau: baiklah pada semua orang karena kita nggak tau kapan kita membutuhkan bantuan orang lain. Kalo kita ada masalah di tempat orang , siapa lagi yang bisa membantu kita selain orang-orang yang secara fisik ada di samping kita. Secara suami maupun keluarga nun jauh disana. Makasih ya Kak.

Sesuai rencana, hari ini adalah hari dimana saya akan mudik untuk menjemput impian. Yaayy!

Jadwal terbang saya adalah berangkat dari Ende jam 14.40, transit (tanpa turun pesawat) di Labuan Bajo selama 20 menit lalu landing di Denpasar jam 17.30. Lanjut lagi dari Denpasar jam 19.30 WITA sampai di Surabaya jam 19.30 WIB. Terakhir dilanjutkan perjalanan darat Surabaya ke Lumajang sekitar 4 jam arus normal. Perkiraan sampai di Lumajang jam 00 dini hari sudah sampai.

Dengan membaca Bismillah, saya keluar dari kamar kos menuju bandara -dengan diantar Kak Choking tentunya- . Harapannya semua rencana berjalan lancar dan tubuh saya bisa kuat menahan sediiikit lagi, at least sampai saya berada di Surabaya lah. Aamiin.

Check-in beres dengan dibantu teman-teman ticketing. Selanjutnya masuk ke ruang tunggu. Tidak lama berselang superior saya datang, Ibu Siti Aisyah yang biasa saya panggil Bu Ai. Saat saya bertanya ngapain kok ke waiting room, kata beliau “Pengen nyusulin kamu aja Ta. Yuk foto selfie, foto terakhir sebagai wanita lajang di Ende.” Ya beliau memang penggiat fotografi, karya-karyanya banyak yang bagus. Tak terkecuali penggiat selfie. Saya aja kalah >.<

Ikon Kota Ende, Gunung Meja

Selanjutnya saya cipika cipiki minta doa dari Bu Ai agar semua lancar, juga bersalaman dengan General Manager Ende. Prosesi pamitan sudah selesai, sekarang saatnya b­oarding. Tinggal duduk manis, tidur, dan bangun bangun sudah landing di Denpasar. -Maunya sih gitu-

Sesuai boarding pass, saya bertempat duduk di bagian depan. Minum obat empat macam sambil komat kamit semoga lancar. Setelah obat sudah aman di lambung, saya berusaha membunuh waktu dengan membaca in-flight magazine, membuka gallery foto handphone, melihat baju pengantin yang akan segera saya kenakan, dan ketika sudah bosan pilihannya tinggal satu, tidur. -Banyak tidurnya sih sebenernya hehe-

Pukul 15.30, pesawat landing di Labuan Bajo untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. 20 menit setelahnya pesawat kembali take off, disusul dengan pelayanan pramugari yang menawarkan minumam dingin dan snack on board.

Flight Attendant, aircraft on descend,” sayup-sayup saya dengar suara pilot memberikan pengumuman. Sambil masih kriyep-kriyep, saya melirik jam tangan. -Oohh sudah jam 17.15. Alhamdulillah bentar lagi landing-

Selang 20 menit, masih belum ada pengumuman dari pilot untuk persiapan landing. Saya perhatikan ke luar jendela, sepertinya posisi pesawat holding atau berputar-putar di atas kawasan bandara.

“Dear passenger, due to heavy traffic in Ngurah Rai, we are requested by Air Traffic Controller to wait. Approximately in 10 or 15 minutes we will be landing. We are sorry for the inconvenience.” -kira-kira seperti itu-

Bener kan, holding. Itu artinya masih banyak pesawat yang masih ngantri untuk landing maupun take off. Hal ini memang sering terjadi di Denpasar pada jam ini.  Bukan salah maskapai, tapi memang lalu lintas bandaranya sedang tinggi di jam-jam tertentu. -Nggak hanya Sudirman aja yang bisa macet siis-
 
Yasudahlah tinggal bentar ini. Saya santai saja sambil membuka gallery foto lagi. Senyam senyum sendiri sambil (masih) melihat gaun nikah -mohon maklum lah yaa-

Selang beberapa menit, pilot memberikan informasi lagi. Bahasa indonesianya kira-kira seperti ini (pilotnya bule).

"Penumpang yang terhormat. Kami baru saja diinformasikan oleh pihak Air Traffic Controller bahwa runway di Bandara Ngurah Rai ditutup sementara dikarenakan ada pembenahan. Untuk itu penerbangan ini akan dialihkan ke Lombok. Kami masih menunggu informasi lebih lanjut untuk menentukan langkah selanjutnya. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya"

Cuma sekitar satu menit sih pengumumannya, tapi sudah cukup membuat satu pesawat heboh. Sebagai informasi awal, mayoritas penumpang dari dan ke Flores adalah penumpang bule backpacker dari Eropa. Penumpang domestiknya pun biasanya punya connecting flight ke kota lain.

Semua pada clingak clinguk. Yang bule menanyakan ke orang domestik tentang maksud penjelasan pilot. Mengapa tiba tiba mendarat di Lombok, bukannya di Bali. Yang ditanya pun sebenarnya juga sama-sama bingung. Sambil memanggil pramugari, mereka menanyakan status penerbangan lanjutannya. Masih tetap connect atau nggak, kalau nggak connect dapat tiket baru atau nggak, dan berbagai macam pertanyaan lainnya. Pramugari berusaha menenangkan penumpang, meskipun informasi yang diterima oleh pramugari sebenarnya hampir sama dengan penumpang. Semuanya terputus dari kontak dunia luar, kecuali di ruang kokpit.

Saya?? Saya setres hahahaa. Sudah tinggal sedikiiiitt lagi sampai di Denpasar. -Harusnya kalo ngga pake holding suda bisa landing ini-. Ya tapi mau ngomong apa? Tuhan sudah berkehendak lain. Daripada runway bermasalah dipaksain mendarat malah berkorban nyawa, mending landing dengan aman di bandara tetangga cuma berkorban waktu.

Tangan ini sudah gateeellll banget untuk mengaktifkan data seluler, dan mengecek grup WA kantor. Pasti sudah ada informasi lengkap di sana. Tapi niat itu saya urungkan. -Masih ingin hidup saya-

Yasudahlah saya pasrah saja. Nasib Hamba di tangan-Mu Gusti.



…akan segera disambung


0 komentar:

Posting Komentar